TERAS INFO - Bencana alam banjir dan longsor besar-besaran yang terjadi pada akhir Januari 2023 di sejumlah Kecamatan di Kota Manado merusakkan banyak rumah warga. Satu minggu pasca banjir melanda, Menteri Sosial RI Tri Rismaharani kunjungi langsung korban yang terdampak untuk membujuk agar direlokasi salah satunya di Kelurahan Mahawu.
Mendengar hal itu, sebagian besar warga enggan direlokasi karena mengetahui kondisi rumah bantuan pemerintah tersebut tidak layak untuk dihuni.
Berdasarkan penjelasan salah seorang warga Mahawu Lingkungan Lima, Sandra Dewi Nalaleh, kondisi rumah yang ada di Kecamatan Pandu sangat susah untuk diakses. Bangunan rumah pun hanya susunan batako dan atap seng.
Baca Juga: Hujan Mereda, Genangan Banjir Mulai Surut di Pidie
Sandra juga keluhkan dimana mereka sekarang tinggal serumah dengan 2 Kepala Keluarga. Sedangkan ruangan rumah bantuan tersebut hanya terdiri 1 kamar, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu.
Jarak tempuh yang jauh juga membuat mereka enggan untuk beranjak dari rumah mereka sekarang. Dari gerbang masuk hingga ke lokasi rumah bantuan belum diaspal dan sangat menanjak dikarenakan lokasi tersebut berada di kaki Gunung Tumpa.
“Saat mendengar permintaan relokasi itu torang panik, torang nda siap apa-apa, sekolah anak-anak hanya dekat sini, tempat berjualan juga dekat dari sini, mar mo pindah disana jauh sekali, doi oto mahal pulang pergi boleh ratusan ribu,” jelas Sandra.
Baca Juga: Banjir Bireuen Menyebabkan Kerugian Ekonomi Hingga 517 Miliar
Disisi lain, mereka bersyukur diberikan tempat tinggal secara cuma-cuma namun yang mereka sayangkan adalah lokasi dan kondisi rumah yang tidak memungkinkan untuk ditinggali.
Artikel Terkait
Sejumlah Turis ikut Ramaikan Cap Go Meh Manado
Ditengah Cuaca yang Kurang Mendukung, Perayaan Cap Go Meh 2574 Kongzili di Manado Berlangsung Cukup Sukses
Malalayang Beach Walk, Fasilitas Pedestrian Modern Pertama di Tepi Pantai Manado
Kawasan Pedestrian Piere Tendean Manado Layaknya Pedestrian Eropa